5 Kebiasaan Buruk Penghancur Hubungan.
Apakah Anda sering bertengkar dengan pasangan? Banyak pasangan yang
terjebak dalam hubungan buruk tanpa mengenali penyebabnya. Tak melulu
soal perselingkuhan, pertikaian justru kerap terpancing dari kebiasaan
buruk dalam mengelola hubungan.
Psikiater Rebecca Gladding, MD,
sekaligus penulis buku 'You are Not Your Brain: The 4-Step Solution for
Changing Bad Habits, Ending Unhealthy Thinking, and Taking Control of
Your Life', memaparkan lima kebiasaan buruk pasangan yang berpotensi
menghancurkan hubungan, dikutip galtime.com. Berikut 5 Kebiasaan Buruk
Penghancur Hubungan, yaitu:
1. Berdebat mempertahankan ego
Perbedaan pendapat itu sah-sah saja. Masing-masing memiliki hak untuk
memberikan argumen untuk mempertahankan pendapatnya. Namun, terkadang
banyak pasangan yang terus berdebat lantaran masing-masing ingin
memenangkan "pertarungan".
Ada yang ngotot agar pasangannya 100
persen setuju dengan argumennya. Ada yang sudah menyadari argumen
pasangannya yang benar, tapi tetap bertahan pada ego lantaran tak ingin
terlihat kalah di hadapan pasangan.
Hentikan kebiasaan ini.
Coba kendalikan ego saat berdiskusi dengan pasangan. Jangan sampai Anda
selalu menempatkan pasangan sebagai musuh yang harus selalu tunduk pada
argumen Anda. Kedepankan logika berpikir demi hubungan harmonis dan
mencegah pertikaian panjang.
2. Berasumsi
Jangan-jangan dia
begini, jangan-jangan dia begitu, atau pasti dia seperti ini, ...
Kalimat-kalimat seperti ini biasanya mudah tersulut saat ketakutan dan
kecemasan merayapi diri. Tuduhan begitu mudah muncul dan menempatkan
diri sebagai korban kebohongan, tanpa ada komunikasi yang baik dengan
pasangan.
Jangan biasakan menuruti bayangan atau merasa
memiliki firasat sebelum Anda mengomunikasikan persoalan dengan
pasangan. Kedepankan komunikasi dalam hubungan. Bicarakan semua masalah.
Diam dan berasumsi justru akan menyulut pertikaian yang berpotensi
merusak keharmonisan hubungan.
3. Mengejar jaminan perasaan
Tak hanya dihujani kalimat mesra, wanita juga sangat senang jika
pasangannya mengulang-ulang komitmennya terhadap hubungan. Dan, wanita
cenderung suka membahas topik yang sama, terutama ketika pria sempat
melakukan kesalahan atau selingkuh.
Membahas suatu masalah atau
menanyakan perasaan pasangan memang penting, tapi ada batasnya. Jangan
sampai usaha membuat nyaman perasaan justru membuat pasangan merasa
tidak dipercaya. Ingat karakter pria, semakin didesak, ia justru semakin
menghindar.
4. Memeriksa ponselnya
Melihat ponsel pasangan
tergeletak mungkin sangat menggoda. Apakah pasangan masih berhubungan
dengan mantan? Apakah pasangan melakukan kebohongan?
Pertanyaan-pertanyaan inilah yang biasanya menggerakkan tangan kita
untuk memeriksa pesan-pesan singkat dan email pasangan diam-diam.
Terlepas rasa penasaran yang menggelora, ini sebenarnya justru
mengindikasikan kita tak percaya dengan pasangan. Hati-hati, memeriksa
hal-hal pribadi pasangan justru bisa memicu pertikaian serius yang dapat
menghancurkan hubungan. Jika memang ingin membacanya, lakukan saat
sedang berdua pasangan, bukan diam-diam.
5. Membahas hal penting lewat layanan elektronik
Biasakan membahas masalah serius dengan komunikasi langsung atau tatap
muka. Meski sejumlah layanan chat menyediakan emoticon beragam, itu bisa
menimbulkan salah persepsi yang memicu pertikaian panjang. Bagaimanapun
kontak mata, bahasa tubuh, dan nada bicara menjadi elemen penting dalam
sebuah pembahasan serius.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar