Aku bertanya : oleh sebab apa
kau mencintaiku?
Kau bilang : karena ketaatanmu
kepada Allah dan ketaqwaanmu
kepada Allah dan itu sudah lebih
dari cukup
Kataku : tapi
wajahku tidak
begitu tampan
Kau bilang : aku menyukai ukiran
kesederhanaan wajahmu yang
bercahaya dan itu sudah lebih
dari cukup
Kataku : tapi kulit tubuhku tidak
begitu putih
kau mencintaiku?
Kau bilang : karena ketaatanmu
kepada Allah dan ketaqwaanmu
kepada Allah dan itu sudah lebih
dari cukup
Kataku : tapi
wajahku tidak
begitu tampan
Kau bilang : aku menyukai ukiran
kesederhanaan wajahmu yang
bercahaya dan itu sudah lebih
dari cukup
Kataku : tapi kulit tubuhku tidak
begitu putih
Kau bilang : kulit tubuhmu
memancarkan cahaya karena
seringnya kau berwudhu dan itu
sudah lebih dari cukup
Kataku : aku bukan lelaki kaya
raya
Kau bilang : tapi kau bekerja
untuk menjemput rejeki Allah
dengan mengharap ridho Allah
dan itu sudah lebih dari cukup
Kataku : aku belum bisa
membelikanmu rumah yang besar
dan lapang
Kau bilang : kau punya hati dan
jiwa yang lapang dan itu sudah
lebih dari cukup
Kataku : kelak bila kau
kepanasan di rumah aku belum
bisa membelikanmu pendingin
ruangan
Kau bilang : wajahmu teduh,
tatapan matamu sejuk dan itu
sudah lebih dari cukup
memancarkan cahaya karena
seringnya kau berwudhu dan itu
sudah lebih dari cukup
Kataku : aku bukan lelaki kaya
raya
Kau bilang : tapi kau bekerja
untuk menjemput rejeki Allah
dengan mengharap ridho Allah
dan itu sudah lebih dari cukup
Kataku : aku belum bisa
membelikanmu rumah yang besar
dan lapang
Kau bilang : kau punya hati dan
jiwa yang lapang dan itu sudah
lebih dari cukup
Kataku : kelak bila kau
kepanasan di rumah aku belum
bisa membelikanmu pendingin
ruangan
Kau bilang : wajahmu teduh,
tatapan matamu sejuk dan itu
sudah lebih dari cukup
Kataku : mungkin aku belum
mampu membelikanmu televisi
dan radio hingga rumah kita sepi
Kau bilang : kau memiliki suara
yang merdu ketika membaca Al
Qur’an, aku tidak akan pernah
bosan mendengar suaramu dan
itu sudah lebih dari cukup
taukah engkau, bila aku
ditawarkan dunia dan seisinya
untuk ditukar dengan dirimu,
maka aku tidak akan pernah
menukarnya. tidak akan pernah.
karena dunia dan seisinya meski
ditambah lagi dengan dunia dan
seisinya yang baru tidak akan
pernah bisa menyamai nilai dari
ketaatanmu kepada Allah dan
ketaqwaanmu kepada Allah.
Aku diam
kemudian..
Aku bertanya : mau kah kau
menikah denganku?
Kau bilang : tentu
karena..
aku mencintaimu apa adanya
dirimu dan mencintaimu karena-
Nya..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar