Langit menjadi begitu mendung, aku makin merasakan akan rindu yang
sudah tidak terbendung. Ternyata firasatku benar. Hujan pun turun…
Aku fikir, ia hanya akan membasahi bumi saja. Ternyata tidak. Hujan
membasahi benakku juga dengan kenangan - kenangan yang satu per satu
muncul di dalam ingatanku. Membuat dinding ingatanku lembab, dan kaca
ingatan berembun. Rindu semakin jelas, ketika aku menuliskan namamu pada
kaca ingatanku yang berembun itu. Dengan mudahnya, hujan membuatku
bercerita sendiri dengan diriku tentang kamu yang selalu melindungiku
dari basah kuyup karnanya. Aku dan kamu berada dibawah satu langit, tapi
apakah ketika hujan datang bersamaan kita akan merindukan bersamaan
juga? Memang, hujan terasa begitu menyakitkan sebab ia membiarkanku
basah kuyup oleh rindu karna kita tak kunjung bertemu. Walaupun hujan
tidak mempertemukanku denganmu, akankah ia menyampaikan rinduku untukmu?
Apa kamu tidak ingat? Hujan yang membuat kita tertawa, waktu itu kita
pernah jatuh terpleset bersamaan karna lari - lari menghindarinya.
Mungkin kamu lupa, dengan sebuah gitar dan lagu yang kamu nyanyikan
untukku dikala hujan. Bukankah hujan itu indah? biarpun dulu kamu pernah
bilang, ia tidak seindah aku untukmu?
Dan sekarang, hujan telah menghapus aku di dalam hatimu. aku takut
karena hujan, aku menjadi terluka. Mengingat aku pernah ingin
mengantarkan payung untukmu tapi… kamu ternyata sudah berteduh
dengannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar