Jumat, 07 Juni 2013

Hujan Berkepanjangan

Bagaimana jika hujan aku sebut dengan kamu, dan payung aku namai jarak. Aku membuat jarak darimu dengan payung, agar kita tidak bertemu.
Aku akan selalu menghindarimu bila kamu mendekat, baik payung atau pohon teduh dan teristis-teritis atap rumah. Jarak yang aku buat denganmu hanya sejengkal tanah.
Kadang aku berusaha merasaimu dengan mengulurkan tangan, membiarkanmu menyentuh setiap ujung jari dan aku merasakan betapa dinginnya kamu.
Kamu bisa membuatku sakit berkepanjangan. Kala aku tak tahu dimana aku harus menghindarimu dan menciptakan rindu mendalam ketika kamu memutuskan mendadak pergi. Aku terbaring lemah di samping ranjang dan melihat keluar jendela. Kamu hilang.
Aku terus berbohong, menganggap kedewasaanku atau aku yang dengan sombong menganggap diri dewasa, sudah tak layak lagi bermain berkejar-kejaran dengamu. Aku melupakan kisah kita semasa kecil, aku dan kamu adalah teman akrab, selalu menanti kehadiranmu dan tak pernah menyia-nyiakannya sampai kamu pergi dan aku bahagia.
Kini, aku seperti pendosa besar yang diburu malaikat maut. Aku selalu menghindarimu dan aku malu untuk berdamai kembali. Aku sibuk mendengar kata orang tentang mu. Kamu membawa badai, membawa sakit, dan membawa malapetaka.
Aku dan kamu hanya sebatas payung, jarak yang aku buat sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar