6 Sudut Pandang Ibadah Agar Menjadi Indah oleh Ibnul Qayyim
Berikut penjelasannya;
1. Ikhlas
Setiap amalan harus dibangun dengan keikhlasan, mengharap ridha Allah
semata. Seseorang beramal untuk Allah (bukan untuk selainnya), kepada
Allah (langsung, bukan kepada yang selainnya), dan karena Allah (bukan
karena tendensi dunia atau yang lainnya).
2. Mutaba’ah
Ibadah yang dilakukan bukanlah ibadah yang mengada-ada, tetapi harus mengikuti petunjuk dan bimbingan dari Allah dan Rasul-Nya.
3. Menghadirkan kejujuran
Seseorang hendaknya memiliki sifat ‘shidqu ma’allah’ (kejujuran kepada
Allah) atas amalan yang ia kerjakan, yang berarti ia sungguh-sungguh
dalam amalan tersebut. Kejujuran ini merupakan point penting yang akan
menentukan seseorang istiqomah atau tidak dalam amalannya.
4. Sadar bahwa kita selalu kurang dalam ibadah
Dalam beramal, seseorang menghadirkan perasaan selalu dan selalu kurang
dalam ibadah. Ia juga khawatir amalannya tidak diterima (karena sebab
tertentu). Hal ini menjaga seseorang dari perasaan ujub, takabbur, dan
merendahkan orang lain. Ia akan semakin serius dan termotivasi untuk
semakin banyak beribadah.
5. Sadar bahwa kita selalu banyak salah
Di samping menghadirkan perasaan kurang dalam ibadah, ia juga
senantiasa menyadari bahwa dirinya memiliki banyak kekurangan dan dosa.
Dengan hal tersebut, ia akan merasa butuh pada ampunan Allah. Ia akan
berusaha membaguskan ibadahnya supaya menggugurkan dosa-dosanya yang
telah lalu.
6. Sadar bahwa kita senantiasa diawasi oleh Allah
Sebagaimana hadits jibril yang diriwayatkan oleh bukhari dan muslim,
salah satu jenjang islam adalah ihsan. Ihsan yaitu seseorang beribadah
kepada Allah seakan akan ia melihat Allah, apabila ia tidak melihatnya.
Maka, dalam beribadah seseorang perlu mengingat bahwa Allah senantiasa
melihatnya. Allah seantiasa menyaksikan amalannya, baiknya maupun
buruknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar