“Yang terakhir memberi pelukan, adalah yang pertama memberikan kesedihan”.
Kuziarahi pantaimu, memunguti sisasisa larung kepedihan; yg sebentar lagi terbawa angin selatan.
Masih membekas di peziarahan itu; setangkup dupa, kembang tujuh warna, dan tapaktapak sunyi yang semalam memelukmu.
“Aku hanya mampu mencintaimu seumur hidupku, selebihnya; biar Tuhan yang merawat kesedihanmu”.
Hari sebelum kemarin, kita telah sampai pada ujung kesedihan, puncak
segala kebahagiaan; di sebuah pantai yang tak sempat kita beri nama.
“Kita telah sampai di ujung sepi, dan tak pernah tahu bagaimana mengemas perasaan-perasaan ini”.
Di pantai sunyimu, di pantai sepimu; kesedihanku ada untuk ketiadaanmu
“Separuh ingatan telah pergi, dan Tuhan; tak juga memberi kebahagiaan yang kucari”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar