Sabtu, 18 Mei 2013

Berharap

Tangisan dari harapan
dan goresan dari ingatan,
kini menjelma kembali di lubuk hati.
Ya...ketika pertama kali aku mengagumi
kepolosan dan kemurnian dari setangkai
bunga yang wangi. Dua musim kulalui bersamanya dalam ikatan
janji
saling menyayangi. Siang dan malam pun
kunikmati
seiring dengan warna-warni bumi.
Wanginya yang khas senantiasa hiasi hari- hariku menjadi jauh lebih berarti.
Oh…betapa bahagianya hati ini. Namun,
seiring dengan waktu berlalu.
Rasa sayangku pada bunga itu perlahan-
lahan memudar.
Segala corak dan warna yang dulu sempat kukagumi pun seketika sirna.
Karena dia. Ya...karena dia telah
mengkhianati janji
dan kesetiaan yang selama ini kukemas rapi
dalam hati.
Sunggguh aku tak mengerti. Betapa mudahnya ia melepas diri
setelah sekian lama aku merawat dan
menjaganya sepenuh hati. Aku tak mampu
menahan pedihnya luka ini.
Hingga akhirnya aku pasrah diri. Dan berjanji
untuk meninggalkannya. Karena tak mungkin,
tak mungkin aku menghirup kembali
aroma bunga yang sudah tidak wangi lagi.
Tak mungkin aku bisa menjamah lagi
tangkai bunga yang sudah dipenuhi duri.
Mugkin suatu saat nanti dia akan mengerti, dia akan menyesali atas durinya yang telah
menyakiti.
Itupun jika ia masih memiliki hati nurani.
Dan, andai saja nanti
Aku menemukan kembali bunga yang wangi,
Kuharap corak dan warnanya jauh lebih berarti.
dan wanginya kan slalu abadi dalam hati....ku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar