Lihat dan perhatikanlah hatimu lekat-lekat,dan beritahulah aku, apakah deritamu itu baru?
.
Sama sekali, kekecewaan dan lukamu itu, tidak baru.
.
Bukankah itu sebabnya ia demikian pedih? Karena ia adalah sodetan baru di atas robekan lama oleh kepalsuan yang belum selesai kau pulihkan dengan maafmu.
.
Sesungguhnya yang terluka adalah harapan baikmu. Karena engkau berharap
bahwa hatimu yang pernah terluka itu, diperlakukannya dengan lembut,
dengan sentuhan tersejuk dari cinta yang kau harapkan darinya.
.
Tak akan adil bagiku untuk mengkhotbahkan kekuatan sekarang, saat
hatimu lebih membutuhkanku duduk di sebelahmu sebagai pendengar yang
baik.
.
Mungkin lebih adil bagiku, untuk menundukkan wajahku
bersamamu dalam doa dan harapan agar hatimu yang piatu itu diselamatkan,
agar Tuhan tak membiarkanmu berlarut terhimpit antara kesampaian-hati
nya untuk melukaimu, dengan kebaikan hatimu untuk berupaya setia bahkan
kepada dia yang tak pantas menerima cintamu.
.
Marilah kita
berdoa bersama, agar Tuhan melembutkan hatinya yang tak perduli dengan
kesedihanmu, yang sedikit pun tak merasa kasihan melihat kesedihan di
wajahmu yang menggelayut bersama tenggelamnya hatimu.
.
Atau
jika bukan itu yang direstui oleh Tuhan, marilah kita memohon agar Tuhan
menjadikanmu tegas untuk membebaskan dirimu dari cinta yang hanya ada
pada hatimu, tapi yang tak terhubung dengan apa pun di hatinya.
.
Engkau berhak untuk berbahagia.
.
Wahai jiwa baik yang dicintai Tuhan, cobalah jawab dengan seluruh kejujuran hatimu,
.
Sesungguhnya, apakah engkau berharap hanya kepada Tuhan, atau kepada manusia penista cinta.
.
Sesungguhnya, di dalam kebeningan hatimu, tersedia jalan keluarmu, jika engkau hanya berharap kepada Tuhanmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar