Ikhlas itu perkara yang sulit
Berkata
Ghazali rahimahullah: “telah tersingkap bagi para pemilik hati yang
disinari dengan cahaya iman dan cahaya Alquran bahwasanya tidak akan
mungkin seseorang mencapai kebahagian kecuali dengan ilmu dan ibadah,
dan seluruh manusia adalah binasa kecuali oorang-orang yang berilmu,
sementara seluruh orang yang berilmu akan binasa kecual yang
mengamalkannya, semua orang yang mengamalkan ilmunya akan binasa kecuali
yang orang –orang yang ikhlas, sementara orang-orang yang ikhlas pun
dalam keadaan bahaya yang selalu mengikutinya.
Maka amalan
tanpa ikhlas hanyalah keletihan belaka, dan niat jika tidak diringi
ikhlas itulah namanya riya, yang setara dengan kemunafikan, setingkat
dengan kemaksiatan, sementara keihlasan tanpa kejujuran adalah sia-sia,
padahal Allah telah berfirman: “maka kami datangkan mereka dengan
apa-apa yang telah mereka lakukan , kemudia kami jadikan amalan mereka
sia-sia bagikan debu yang berterbangan”.QS: Alfurqan: 23.
Aduhai…bagaimana mungkin seseorang dapat memperbaiki niat jika dia tidak
mengetahui apa itu niat? bagaimana mungkin sesorang dapat ikhlas jika
dia tidak mengenal apa itu ikhlas? Bagaimana mungkin seserang berusah
menjadi jujur jika dia tidak paham apa itu kejujuran? Maka kewajiban
perrtama bagi seseorang yang inggin melakukan ketaatan kepada Allah agar
dia belajar apa itu niat terlebih dahulu agar dia memahami, kemudian
hendaklah dia berupaya meluruskannya dengan amal setelah mengetahui
hakikat jujur dan ikhlas yang keduanya adalah sarana hamba untuk meraih
keselamatan dan keikhlasan”. Al-Ihya 4/315.
Berkata Sahal bin
Abdullah at-Tusturi rahimahullah:” niat adalah keikhlasan, sebagaimana
sesuatu yang zahir dihukumi dengan amal yang ditampakkan maka yang
tersembunyi pun akan dihukumi dengan niat, maka barang siapa yang tidak
mengenal apa itu niat dia tidak mengenal agamanya, barang-siapa yang
menyia-nyiakan niatnya maka dia adalah orang yang kebingungan, dan
tidaklah seseorang mencapai hakikat niat sehingga Allah memasukkan
dirinya kedalam golongan orang-orang yang jujur”.
Berkata Yahya bin Katsir rahimahullah:”Belajarlah tentang niat maka dia lebih utama daripada amal”.
Berkata Ayyub Assakhtiyani rahimahullah:” Meluruskan niat bagi para ahli ibadah lebih sulit dari segala bentuk amalan.
Berkata Atsauri:” Adalah mereka (para salaf) lebih dahulu mempelajari
niat untuk beramal sebagaimana mereka belajar bagaimana beramal, beliau
berkata:” Tidak pernah aku merasakan ada yang lebih sulit daripada
meluruskan niatku yang selalu berubah rubah”.
Berkata Sufyan
bin Uyainah rahimahullah:” ada seorang ulama yang berkata:” Ada dua hal
aku berusaha untuk mengobatinya sejak tiga puluh tahun: yaitu
meninggalkan ambisi antara diriku dengan manusia dan mengikhlaskan amal
untul Allah subhanahu wa ta’ala”.
Ditanyakan kepada Sahal bin
Abdullah at-tusturi rahimahullah:” Apa yang paling sulit bagi jiwa? Dia
menjawab:” Ikhlas, sebab ikhlas menghilangkan segala tendensi diri. Ihya
3/331.
Subhanallah
Ya Allah karuniakanlah kepada kami hati yang senantiasa ikhlas,bersabar dan bersyukur
Aamiin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar