KEAJAIBAN HUJAN
Sekarang
ini musim penghujanan,, terkadang rutinitas yang mengharuskan kita
keluar rumah dan tiba tiba terhalang karena hujan sehingga spontanitas
kita terkadang juga mengeluh " kenapa hujan ya... " Mungkin dengan
mengetahui ilmu dibalik keajaiban hujan kita bisa mensyukuri nikmat
pemberian Allah Ta'ala ini....
Hujan merupakan salah satu
perkara terpenting bagi kehidupan di muka bumi. Ia merupakan sebuah
prasyarat bagi kelanjutan aktivitas di suatu tempat. Hujan–yang memiliki
peranan penting bagi semua makhluk hidup, termasuk manusia–disebutkan
pada beberapa ayat dalam Al-Qur’an mengenai informasi penting tentang
hujan, kadar dan pengaruh-pengaruhnya.
Informasi ini, yang
tidak mungkin diketahui manusia di zamannya, menunjukkan kepada kita
bahwa Al-Qur’an merupaka kalam Allah. Sekarang, mari kita kaji
informasi-informasi tentang hujan yang termaktub di dalam Al-Qur’an.
Kadar Hujan
Di dalam ayat kesebelas Surat Az-Zukhruf, hujan dinyatakan sebagai air
yang diturunkan dalam “ukuran tertentu”. Sebagaimana ayat di bawah in:
“Dan yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan)
lalu kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati,seperti itulah kamu
akan dikeluarkan (dari dalam kubur).” (QS.Az-Zukhruf : 11)
“Kadar” yang disebutkan dalam ayat ini merupakan salah satu
karakteristik hujan. Secara umum, jumlah hujan yang turun ke bumi selalu
sama. Diperkirakan sebanyak 16 ton air di bumi menguap setiap detiknya.
Jumlah ini sama dengan jumlah air yang turun ke bumi setiap detiknya.
Hal ini menunjukkan bahwa hujan secara terus-menerus bersirkulasi dalam
sebuah siklus seimbang menurut “ukuran” tertentu.
Pembentukan Hujan
Bagaimana hujan terbentuk tetap menjadi misteri bagi manusia dalam
kurun waktu yang lama. Hanya setelah ditemukannya radar cuaca, barulah
dapat dipahami tahapan-tahapan pembentukan hujan.
Pembentukan
hujan terjadi dalam tiga tahap. Pertama, “bahan mentah” hujan naik ke
udara. Kemudian terkumpul menjadi awan. Akhirnya, tetesan-tetesan hujan
pun muncul.
Tahapan-tahapan ini secara terperinci telah
tertulis dalam Al-Qur’an berabad-abad tahun lalu sebelum informasi
mengenai pembentukan hujan disampaikan:
اللَّهُ الَّذِي
يُرْسِلُ الرِّيَاحَ فَتُثِيرُ سَحَابًا فَيَبْسُطُهُ فِي السَّمَاءِ
كَيْفَ يَشَاءُ وَيَجْعَلُهُ كِسَفًا فَتَرَى الْوَدْقَ يَخْرُجُ مِنْ
خِلَالِهِ ۖ فَإِذَا أَصَابَ بِهِ مَن يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ إِذَا هُمْ
يَسْتَبْشِرُونَ
“Allah, dialah yang mengirimkan angin, lalu
angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut
yang di kehendakinya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal: lalu kamu
lihat hujan keluar dari celah-celahnya, maka apabila hujan itu turun
mengenai hamba-hambanya yang di kehendakinya, tiba-tiba mereka menjadi
gembira.” (QS. Ar-Rum : 48)
Sekarang, mari kita lihat pada tiga tahapan yang disebutkan dalam Al-Qur’an:
Tahap Pertama : “ Allah, dialah yang mengirimkan angin…..”
Gelembung-gelembung udara yang tidak terhitung jumlahnya dibentuk oleh
buih-buih di lautan yang secara terus-menerus pecah dan mengakibatkan
partikel-partikel air tersembur ke udara menuju ke langit.
Partikel-partikel ini –yang kaya akan garam– kemudian terbawa angin dan
bergeser ke atas menuju atmosfer. Partikel-partikel ini (disebut
aerosol) membentuk awan dengan mengumpulkan uap air (yang naik dari
lautan sebagai tetesan-tetesan oleh sebuah proses yang dikenal dengan
“JebakanAir”) di sekelilingnya.
Tahap Kedua : “…..lalu angin
itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang
di kehendakinya, dan menjadi bergumpal-gumpal…..”
Awan
terbentuk dari uap air yang mengembun di sekitar kristal-kristal garam
atau partikel-partikel debu di udara. Karena tetesan-tetesan air di sini
sangat kecil (dengan diameter antara 0,01-0,02 mm), awan mengapung di
udara dan menyebar di angkasa. Sehingga langit tertutup oleh awan.
Tahap Ketiga : “….lalu kamu lihat hujan keluar dari celah-celahnya, maka apabila hujan itu turun.”
Partikel-partikel air yang mengelilingi kristal-kristal garam dan
partikel-partikel debu mengental dan membentuk tetesan-tetesan hujan.
Sehingga, tetesan-tetesan tersebut, yang menjadi lebih berat dari udara,
meninggalkan awan dan mulai jatuh ke tanah sebagai hujan.
Setiap tahap dalam pembentukan hujan disampaikan dalam Al-Qur’an.
Terlebih lagi, tahapan-tahapan tersebut dijelaskan dalam runtutan yang
benar. Seperti halnya fenomena alam lain di dunia, lagi-lagi Al-Qur’an
lah yang memberikan informasi yang paling tepat tentang fenomena ini,
selain itu, Al-Qur’an telah memberitahukan fakta-fakta ini kepada
manusia berabad-abad sebelum sains sanggup mengungkapnya.
Subhanallah
semoga bermanfaat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar